![]() |
Benzer Ridel Peraih Medali Emas |
Ada sesuatu yang berbeda Pesta olahraga terbesar di Asia ke 18, Asian Games 2018 Jakarta Palembang, dimana
pada gelaran tersebut dipertandingkan cabang olahraga eSports. Meski saat ini,
cabang eSports yang dihelat masih bertajuk eksebisi. Artinya medali yang
diperoleh tiap kontingen tidak masuk dalam kalkulasi peroleh yang diraih oleh suatu negara.
Pada Asiang Games 2018 ini terdapat 6 game yang dipertandingkan dicabang eSports yaitu Arena of Valor, Clash Royale, League of
Legend, Starcraft II, Heartstone dan Pro
Evolution Soccer 2018.
Digelaran cabang eSports itu sendiri, Indonesia berhasil meraih medali emas berkat kemenangan Ridel Yasya
Sumarandak di game Clash Royale.
Bagi pemain game Clash Royale nama Ridel atau yang lebih
dikenal dengan ID BanZer Ridel bukanlah nama yang asing pagi para player Clash Royale. BanZer Ridel
merupakan pemain pro Clash Royale dengan peringkat tertinggi yang pernah ia capai adalah
peringkat 90 dunia.
Lawan yang dihadapi Ridel pun bukan lawan sembarangan. Tak
tanggung-tanggung pemuda 16 tahun itu dibabak final harus menghadapi atlit
Tiongkok, Lciop. Pemain yang pernah menduduki
peringkat 1 dunia itu berhasil di tundukan Ridel dengan skor 3-0.
Sejarah eSports
ESports mungkin masih terdengar asing di telinga untuk masyarakat
Indonesia. Dalam sejarahnya, eSports dimulai dari kompetisi game diadakan pada 19 Oktober 1972. Saat itu di
Universitas Stanford para murid diundang
ke dalam sebuah kompetisi yang diberinama sebagai Intergalactic Spacewar Olympic, sebuah kompetisi untuk game bernama Spacewar. Jangan tanya soal hadiah,
kompetisi yang dikenal sebagai kompetisi eSports pertama tersebut hanyalah
berhadiah satu tahun langganan majalah Rolling Stone.
Sejak saat itu eSports terus berkembang dari mulai dari hanya berhadiah
majalah hingga saat ini menjadi kompetisi profesional yang berhadiah jutaan
dollar. ESports juga saat ini digadang-gadang masuk dalam SEA Games 2019 Manila dan Olimpiade Tokyo
2020.
Tidak semua game memang bisa dimasukan kedalam eSports, paling
tidak game tersebut harus memilki kriteria game yang kompetitif, keseimbangan permainan,
kemudahan permainan namun sulit menjadi ahli (easy to play hard to master), memiliki komunitas dan pendanaan yang
baik dari pihak developer game .
Kriteria tersebut pada akhirnya hanya mampu dipenuhi oleh sedikit genre
game diantaranya fighting game s, first person shooter, real-time strategy, dan multiplayer online battle arena (MOBA).
Perkembangan
Game di Indonesia Saat Ini
Di Indonesia belakangan game eSports khususnya Mobile Legend sangat
digandrungi. Game bergenre MOBA ini, selain mudah dalam
pengoperasinya yaitu sistem analog, game ini juga tidak mengharuskan spek smartphone yang tinggi bagi penggunannya.
Cukup dengan RAM 1 giga game tersebut bisa dimainkan, meski jika Hero dan
Skin yang dimiliki terus bertambah dibutuhkan RAM yang lebih besar.
Bukti suksesnya game Mobile Legend ialah tingginya animo anak muda
di acara Mobile Legend Bang Bang Profesional League (MPL) season 1 di Taman
Anggrek 30 Maret – 01 April 2018 silam.
Selain itu besarnya dukungan pecinta Mobile Legend, berhasil membawa Tobias
Justin atau yang lebih dikenal dengan ID Jess No Limit berhasil menyabet gelar Digital Persona of The Year di ajang
Indonesia Choice Award 5.0 Net TV. Kanal youtubenya saat ini memiliki lebih
dari 3,3 juta subscriber. Hal
tersebut menjadi bukti semakin terangkat dan mendapat perhatiaan lebih eSport dari
semua kalangan.
Tantang Paradigma
Game Menjadi eSports Kedepan
Di sisi lain mulai mengeliatnya game
eSports dikalangan remaja dan anak
muda membawa kekhawatiran tersediri bagi para orangtua. Semakin mudahnya akses
bermain game dan lemahnya pengawasan, game yang awalnya hanya
sekedar aktivitas hiburan atau sekedar membunuh waktu, berubah menjadi candu.
WHO sendiri tertanggal 18 Juni 2018 sudah menambahkan kecanduan game ke dalam versi terabaru International Statistical Classification of Diseases (ICD). Artinya
WHO resmi menetapkan kecanduan game atau game
disorder sebagai gangguan mental.
Kecanduan game bisa disebut penyakit apabila memenuhi 3 hal.
Pertama seseorang tidak bisa mengendalikan kebiasaan bermain game . Kedua, seseorang mulai
memprioritaskan game diatas kegiatan lain. Ketiga, seseorang terus
bermain game meski ada konsekuensi negatif yang jelas
terlihat.
Pesatnya perkembangan Industri game
didunia dewasa ini dan cepatnya
perkembangan game di Indonesia sudah seharusnya menjadi ceruk
yang potensial bagi Pemerintah dan seluruh stake holder industri game untuk turut andil mendukung developer game lokal maupun membina atlit dan kompetisi eSports
yang lebih kompetitif.
Sinergi antara pemerintah, sekolah dan orang
tua sangat diperlukan, terutama dalam segi edukasi dan bimbingan, sehingga
bakat serta potensi menjadi terarah. Bukan hanya sekedar bermain game yang pada akhirnya menggangu psikis dan
emosional pemain game .
Edukasi dan bimbingan inilah yang pada akhirnya
menjadi pedoman untuk tiap player game mengejar passionnya menjadi atlit eSports professional.
Sudah saatnya paradigma game yang menyebabkan gangguan mental dan psikis digeser
menjadi sebuah citra dan iklim yang lebih postif guna menunjang perkembangan potensi industri dan
profesi atlit eSports dimasa yang akan datang.
Pergeseran Paradigma Bermain Game Menjadi Olahraga (e-Sports)
Reviewed by Bilik Sukma
on
Wednesday, September 05, 2018
Rating:

No comments: