Prolog “Menganggur Part1 Dan 2”


Sebelum bercerita lebih jauh, izinkan saya perkenalkan diri saya.  Saya lajang (gak maksud mencari jodoh juga), pekerjaan bisa dibilang mahasiswa tapi kalau dibilang mahasiswa juga setiap Senin sampai Jumat saya tidak kuliah. Saya kuliah hanya pada hari Sabtu dan Minggu, yup tepat sekali, saya ambil reguler khusus atau orang-orang mengenalnya sebagai kelas karyawan jurusan Teknik Mesin Universitas Pancasila

Lantas kemudian ada pertanyaan, (siapa juga  yang nanya) “Apa saya sekarang karyawan?”
“ Dulu mungkin iya, tapi sekarang tidak.”
“ Kenapa dipecat yaa, karena males bekerja sih?”
“Ah, tidak juga. Mungkin sudah takdirnya”
“ APA? Takdir? Kita tidak bisa begitu saja menyerah pada takdir, manusia punya peran disana. Kemudian sekarang kamu kerja apa? Diam saja meratapi takdir”
(aish cerewet betul *ngomong dalam hati) 
“Tidak juga, saya kuliah, tapi ahhhhh........... (malas membahas)”

Kalau dipikir-pikir kasihan juga saya ya, tanya sendiri jawab sendiri, tapi siapa peduli tulisan ini pun belum tentu ada yang baca. Yah, saya pernah bekerja selama 1 tahun di perusahaan alat berat, PT Trakindo Utama (PTTU) selama 1 tahun di cabang CRC Samarinda, bekerja sebagai pemutar baut kalau mengencangkan kekanan, mengendurkan kekiri. Orang kanan memansang, orang kiri membongkar begitulah kita disebut. Atau secara harfian diberi gelar mekanik. Saya mengabdi sebagai mekanik di PT TU dalam kurun waktu 2010-2011. 

Setelah dari PT TU kemudian lagi-lagi sata mengajak “takdir” yang menuntun saya berkerja di perusahaan otomotif PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) sebagai staff inventory control, tugasnya duduk di depan komputer sambil ngemil kerupuk kemplang, dan memonitor pergerakan part yang ada di gudang. Kalau bosan saya berkeliling gudang yang bertujuan untuk menipiskan sol sepatu. Di HMSI saya juga mengabdi selama 1 tahun sejak 2012-2013. 

Ada satu kesamaan antara PTTU dan HMSI. Ayo tebak apa? Iya apa? Lebih keras? Ternyata jawabannya salah. (Saya mulai sakit rupanya). Kesamaannya yaitu alasan saya keluar dari kedua perusaan tersebut. Mau tau.. mau tau... Jamaah.. ooo.. Jamaah.. Alhamdulillah... Alasan saya keluar dari kedua perusahaan tersebut adalah melanjutkan kuliah. Alasan klasik yang selalu ampuh. Mungkin kawan-kawan saya merasa itu hanya bisa-bisanya saya bersilat lidah, supaya perusahaan menahan saya (padahal perusahaan gak nahan-nahan juga). Tapi sungguh saya benar-benar kuliah dan tidak melompat ke perusahaan lain. 

Anehnya ketika kawan saya tahu, kalau saya tidak bekerja selepas keluar, mereka mengatakan saya bodoh, kenapa tak lamar dulu baru keluar. Ahh.. kalau dengar apa kata orang, tidak akan ada habisnya. Pesan saya apapun yang dikatakan orang lain, tetaplah berbuat baik.

Selepas dari PTTU,  saya menggangur part 1. Capek menganggur saya langsung daftar kuliah, ambil Teknik
Mesin, Universitas Pancasila (UP), alasannya sederhana kuliahnya Sabtu Minggu, bayarannya bisa dicicil 18 kali dan bersyukur terakreditasi A. Emak saya senang bukan main saya kuliah di UP. Bukan, bukan karena alasan yang saya ungkapkan diatas melainkan karena Emak saya suka nonton Si Doel Anak Sekolahan. Di serial tersebut Si Doel di ceritakan sebagai mahasiswa, seperti yang kita ketahui bersama, dimana Si Doel berkuliah, yup, tepat sekali, di Teknik Mesin Universitas Pancasila. Emak saya berharap saya jadi tukang insinyur, yahh apa kata Emak saja lah.
Dipertengahan tahun 2012 saya  mengalami masalah keuangan yang sulit, tabungan habis dan saya perlu uang untuk bayar kuliah, yasudah ajakan senior untuk gabung ke HMSI saya terima. Kerja di HMSI sangat berbeda dengan PTTU, itu dikarenakan bidang kerja yang berbeda. Di PTTU saya bekerja dengan penuh oli dan jelaga, sedangkan di HMSI saya menggunakan kemeja rapi, celan bahan dan sepatu pantofel (kalau rapi ternyata saya gagah juga). 

Meski pada akhirnya saya tidak bersedia diangkat menjadi karyawan, saya beralasan ingin fokus pada tugas akhir/skripsi, karena memang saya bekerja divisi penyimpan dan control sparepart yang agak jauh dari teknik mesin, kalau teknik industri mungkin berkaitan. Sebenarnya saya bisa saya memaksakan untuk mencari materi skripsi di HMSI tapi apa enak kalau harus memaksakan, seperti yang dikatakan girl band dangdut Manis Manja Group, “..kalau dipaksa-paksa sakit rasanya, kalau dipaksa-paksa nanti kecewa.. kalau dipaksa-paksa..”. Akhirnya saya pilih untuk menganggur part 2.

Baiklah, saya sadar tulisan ini membosankan.  Saya harus akhiri tulisan mengenai prolog “menganggur part 1” dan “menganggur part 2”. Sekarang saya mau belajar TOEFL dulu. Minggu depan saya harus ikut tes, sebagai syarat mengambil tugas akhir/skripsi. Sekian dulu yaa.. Doain juga supaya lancar skripsi dan TOEFLnya. Makasih sebelum dan sesudahnya. Amin.

Salam hangat,
Irwan Sukma

Prolog “Menganggur Part1 Dan 2” Prolog “Menganggur Part1 Dan 2” Reviewed by Bilik Sukma on Wednesday, June 12, 2013 Rating: 5

5 comments:

  1. beh... ada lagu dangdut yg nyempil :)) :))

    smangat nyeleseiin aja dah, semoga dimudahkan dan dilancarkan yak :)

    ReplyDelete
  2. haha.. makasih yaa sudah mampir ke blog saya..

    makasih juga atas doanya.. :)

    ReplyDelete
  3. Hahaha. Saya pikir kamu anak sastra atau ilmu budaya gitu. Ternyata teknik.

    ReplyDelete
  4. iya, temen kuliah sy jg banyak yg bilang kalo sy lebih cocok masuk sastra daripada mesin..hehe

    makasih ya sudah berkunjung.. :)

    ReplyDelete
  5. Saya kira malah anak sosial humanis dirimu bang

    ReplyDelete

Powered by Blogger.