Loyalitas dan Totalitas Seperti Gerrard Atau Totalitas Saja Seperti Suarez

“maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lainnya” (QS. 94:7)
Gerrard dan Suarez
Inspirasi saya menulis tentang loyalitas dan totalitas saya peroleh dari menonton pertandingan sepak bola, tepatnya klub Liverpool yang berlaga di pentas Liga Inggris. Sejak 3 tahun belakangan ini, saya memang pendukung karbitan untuk tim Liverpool. Sebelumnya saya sempat mendukung Arsenal saat masih diperkuat Thierry Henry, Robert Pires, Dennis Bergkamp dkk. Bahkan saat bermain game PS 2, saya memakai tim Arsenal untuk menjuarai kompetisi PS 2. Sebuah prestasi yang selalu saya banggakan.haha!

Saya lepas dukungan atas Arsenal dan Chelsea karena akhir-akhir ini pendukung klub tersebut membludak diantara kawan-kawan saya. Semua tim besar macam Chelsea, Arsenal, Man. Utd dan Man. City telalu sumpek. Akhirnya saya putuskan beralih mendukung Liverpool, yah awalnya sebagai penyeimbang saja biar tetap saling gontok-gontokan dengan kawan. Namun belakangan saya jadi telalu suka dan dari mendukung Liverpool lah saya mampu menarik pelajaran.

Liverpool merupakan tim besar dengan sejarah yang gemilang. Tercatat paling tidak Liverpool pernah menjuarai Liga Primer Inggris sebanyak 18 kali dan Liga Champions Eropa sebanyak 5 kali. Tak heran, kalau pendukung Liverpool itu kerap membanggakan sejarah dari kegemilangan di masa lalu.

 Pekerjaan mengenang adalah pekerjaan orang tua (meski usianya masih muda). Peta kekuatan sekarang telah berubah, Liverpool harus menatap masa depan dengan rencana dan strategi, begitu juga dengan sikap supporteenya. Sekarang, dalam konteks kekinian Liverpool kembali dalam jalur juara. Saat ini di pekan ke 11 Liverpool menduduki peringkat ke-2 dengan 23 point selisih 2 point dengan Arsenal di puncak klasemen.

Kembali ke pokok pembahasan. Setelah mendukung selama 3 tahun ini, sosok loyalitas dan totalitas saya temukan pada diri kapten kesebelasan Liverpool yaitu Steven Gerrard. Pemain berusia 33 tahun ini memang tidak perlu diragukan lagi loyalitasnya. Mengawali debut pada 29 Novemberl 1998 sebagai pemain pengganti menggantikan Vegard Heggem, sekarang Gerrard menjadi pemain tak tergantikan di starting eleven tim asuhan Branden Rogers tersebut.

Kalau soal totalitas maka pada tahun 2007 Rafa Benitez pernah berkomentar soal Gerrard, “Whatever you ask him to do, you will get 100%. If he needs to play in goal he will do it. And there is more to come from him. He can be an even better player.”

Totalitas Gerrard juga bisa dilihat dari pencapainnya mencetak gol ke-100 di pentas Liga Primer Inggris, saat Liverpool melawat ke kandang Newcastle pada 19 Oktober 2013. Bukan hanya itu di timnas Inggris, Gerrard juga telah mencapai 107 caps. Untuk pencapaian caps ke-107 Gerrard menyatakan. “107 caps isn’t bad for someone who isn’t a top, top player. Is it?”.

Pernyataannya tersebut dianggap sebagai balasan atas ‘serangan’ dari mantan manager Man Utd,  Sir Alex yang menyatakan bahwa Gerrard tak pantas dimasukan dalam jajaran pemain atas.

Sosok totalitas dan loyalitas kita bisa tarik pelajaran pada contoh kasus Steven Gerrard. Sebagai tambahan, Lantas, bagaimana jika kita dihadapkan pada situasi memilih antara Loyalitas dan Totalitas, manakah yang kita pilih?

Nah, jika kita dihadapakan pada kondisi tersebut maka yang harus kita pilih adalah totalitas dari pada loyalitas.  Kenapa? Karena, orang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan totalitas akan memberikan manfaat yang maksimal kepada organisasi, ketimbang orang yang loyal tapi setengah-setengah. Kasarnya orang yang kerjanya setengah-setengah itu adalah sudah kerjanya gak becus tapi bareng kita terus. Nasib dah.

Kita akan ambil contoh lagi pemain Liverpool  yang memiliki sikap totalitas namun (mungkin) tidak loyal. Siapakah dia? Kalau kamu menjawab Luis Suarez, jawabannya tepat sekali. Suarez adalah pemain yang bengal, tidak loyal namun total.

Musim kemarin dari 40 pertandingannya bersama The Reds (Julukan Liverpool), Suarez berhasil menyarangkan 30 gol. Sedangkan pada musim ini meski  Suarez absen 6 pertandingan awal Liverpool karena hukuman atas tindakannya menggigit tangan Brnislav Ivanovic, tapi Suarez berhasil menjadi top score dengan 8 gol. Bukan hanya itu, sementara ini baru Suarez lah yang mencatatkan namanya sebagai pencetak hattrick dipentas liga inggris. Meski mungkin tahun depan Suarez tidak lagi berseragam Liverpool, tetapi dia tetap menunjukan sikap profesional dan totalitas.

Akhir tulisan,  jadi Loyalitas dan Totalitas lah seperti Steven Gerrard, namun jika tidak memungkinkan dan  harus memilih salah satu maka jadilah Totalitas seperti yang dilakukan Luis Suarez.

Salam sereh tumbar mirijahe,

Salam Kopites.


Loyalitas dan Totalitas Seperti Gerrard Atau Totalitas Saja Seperti Suarez Loyalitas dan Totalitas Seperti Gerrard Atau Totalitas Saja Seperti Suarez Reviewed by Bilik Sukma on Friday, November 15, 2013 Rating: 5

4 comments:

  1. maaf sob nyimak aja, , ,soalnya saya gg suka bola, , ,
    salam kenall , ,mampir diblog q ya sob , , ,

    ReplyDelete
    Replies
    1. oKe Sis.. terima kasih sudah berkunjung ke blog Q.. :)
      nanti mampir ke blog mu..

      Delete
  2. steven gerrard sudah sangat saya idolakan sejak dulu. selain keren(almost over all), dia juga punya tampang yg unyu2. hihi. hidup liverpool lah! hmm, bener juga sih, kalo disuruh milih mendingan total daripada loyal. but, i think it will good if we have both of them. :) salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup bener banget.. Gerrard emang idola.. nah itu, bagus memang kalau bisa loyal dan total.. tapi tetep kalo harus pilih salah satu, total saja. terbukti sekarang Suarez pindah ke Barcelona...hehe

      Delete

Powered by Blogger.