Bahasa Jepang : "Susah−Susah Gampang"


Sudah 1 tahun belakangan ini saya belajar Bahasa Jepang.  Sebenarnya sudah 2 tahun, namun tingkatan yang baru saya capai hanya setingkat orang yang belajar 1 tahun.

Saya mulai belajar Bahasa Jepang pada tahun 2015 kemudian berhenti di 2016, saat itu saya sudah mencapai level 4 (1 level 3 bulan), saya berhenti karena ketika itu orangtua saya sakit dan saya harus mencurahkan perhatiaan saya ke beliau.

Meski sudah setahun berlalu, saya coba untuk belajar Bahasa Jepang lagi, awal 2018 saya  mendaftar, karena sebelumnya saya sudah pernah belajar Bahasa Jepang jadi saya mendaftar lewat jalur placement test. Namun apa daya “untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak” meski sudah ikut placement test saya harus tetap mengulang dari level 1.

Saya yakin saya bisa mencapai level 2 atau 3 saat itu, mengingat saya bisa membaca katakana,hiragana dan bentuk kata kerja. Sejak awal saya sudah diperingatkan oleh tempat kursus saya untuk tidak mengambil placement test di ujung masa pendaftaran, karena kemungkinan kelas sudah terisi penuh.
Ternyata benar saja, sampai menjelang kursus pedana saya juga belum mendapatkan kelas, sampai akhirnya saya menghubungi tempat kursus saya untuk kepastian level berapa saya bisa mulai. Pemberitahuanpun tiba dan saya diharuskan memulai dari level 1 (lagi).

Saya berfikir positif saja, mungkin saya harus memulai dari level 1. Kalau dilihat dari lembaran hasil studi sebelumnya, saya memang selalu lulus dengan nilai pas−pasan. Saya beranggapan dulu belajar bahasa Jepang sekerdar mengisi waktu luang. Jadi saya tidak pernah sungguhsunggu belajar. Jadi ini seperti kesempatan kedua bagi saya agar saya tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Tahun 2018 saya mulai belajar lagi menulis huruf dasar yaitu Hiragana dan Katakana. Level 1, saya bisa lewati dengan mudah, tapi dilevel 2 dan 3 saya harus bekerja keras. Bisa dikatakan hampir setiap malam saya belajar bahasa Jepang, meski hanya sekedar meriview pelajaran yang sudah diajarakan atau membaca sekilas bab yang akan dipelajari.

Belajar bahasa Jepang sama seperti halnya bahasa Inggris, bedanya mungkin kita buta huruf diawal, dimana dalam bahasa Jepang memiliki 3 simbol fonetik yaitu Hiragana, Katakana dan Kanji. Selebihnya sama, kita mempelajari kosa kata, pola kalimat, mendengarkan dan percakapan.

Belajar Bahasa Jepang, susah−susah gampang. Ya, saya sebut kata “susah” berulang dari pada kata “gampang”. Karena memang  lebih banyak susahnya dari pada gampangnya. Saya tidak ingin mengambil kesan menakutkan untuk Bahasa Jepang, tapi lebih kepada persiapan mental orang yang ini belajar Bahasa Jepang.

Untuk itu tulisan saya selajutnya saya ingin berbagi cerita soal tempat kursus saya, tips belajar bahasa Jepang, materi pelajaran bahasa Jepang dan apapun itu yang berkenenaan dengan bahasa Jepang. Semoga bermanfaat.

Tanggal 19 Januari 2019 adalah kursus perdana saya di tingkat 4. Doakan saya ya.. Tsugi wa Ganbarou.

Bahasa Jepang : "Susah−Susah Gampang" Bahasa Jepang : "Susah−Susah Gampang" Reviewed by Bilik Sukma on Tuesday, January 01, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.