Mengingat Kembali Falsafah Hidup Saya



Berdikari adalah akronim yang dipopulerkan oleh presiden pertama Indonesia -- Soekarno yang ketika itu berpidato pada 17 agustus tahun 1965 yang berjudul: "Tahun Berdikari." Berdikari sendiri kependekan dari "Berdiri di Atas Kaki Sendiri". Soekarno merasa bahwa sudah saatnya bangsa Indonesia bangkit dan menjadi mandiri. (untuk sejarah selengkapnya silahkan cari sendiri di buku sejarah, kalau dilanjutkan tulisan ini akan terlampau panjang . hihihi..)

Nah karena saya sudah berhenti "menyusu" dari penghasilan orang tua saya, maka sekarang saya harus membangun kehidupan dengan berdiri diatas kaki sendiri (cieee). Untuk itu saya membagi prinsip berdikari dalam tiga cakupan yang saling berhubungan satu sama lain.

Tiga prinsip itu adalah dewasa dalam memutuskan, bersahaja dalam keuangan dan berkepribadian dalam sikap (keren kan...! hehehe).

Dewasa dalam memutuskan artinya bahwa sekarang hampir semua apa yang saya lakukan saya putuskan sendiri kecuali yang menyangkut khalayak hidup orang banyak. Maka untuk itu saya harus tangkas dalam mengingat, lekas dalam menimbang dan cerdas dalam memutuskan. disinilah pentingnya sebuah kedewasaan dalam memutuskan. meski sulit saya harus berjuang. Semangat..!!

Selanjutnya, mengingat saya sudah bisa memperoleh keuangan dengan keringat saya yang baunya gak ketulungan, maka saya harus jeli dalam mengelola keuangan apalagi budaya konsumtif makin menggerogoti hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat. Bersahaja disini saya mengharuskan saya tidak pelit tapi juga tidak boros. Peran vital ditentukan oleh kebijaksanaan dalam menetapkan prioritas dan akan menjadi salah satu kunci sukses tidaknya prinsip ini.

Untuk masalah berkepribadian dalam sikap muncul dari kegelisahan saya terhadap  setan yang telah bersumpah di hadapan Tuhan akan menggoda Adam dan keturunanya hingga hari kiamat. Nah, karena iman saya masuk dalam kategori mengkhawatirkan maka  berkepribadian dalam sikap kudu bin wajib harus dimiliki (yang santun tentu saja). Menjawab tantangan setan maka dengan berpusat pada ajaran agama yang saya yakini saya coba untuk menjalankannya secara menyeluruh, meski berat dan penuh duri saya akan berusaha. (semoga setan mengamini meski saya tahu tak mungkin)

Demikian rumusan tiga prinsip berdikari, semoga bermanfaat. sebagai penutup saya sebarkan filosfi rumah makan padang yang kondang itu, "yah, kalau enak sebarkan ke semua orang, kurang enak bisikkan ke pedagang." Begitu juga saya yang menganutnya filosofi itu, nah kalau tulisan saya ini bermanfaat sebarkan ke banyak orang kalau tidak bagus kasih tahu abang.hehehe.

Sekian. Salam Berdikari.

Sabtu, 21 Mei 2011

Mengingat Kembali Falsafah Hidup Saya Mengingat Kembali Falsafah Hidup Saya Reviewed by Bilik Sukma on Friday, October 02, 2015 Rating: 5

2 comments:

  1. Godaannya setan itu yang berat. Pantang menyerah e. Apalagi kalau sudah terjerumus dalam lingkaran setan seperti di meme meme itu. Istilah jawanya, kapok lombok. Seperti makan sambal yang puedes. Sekarang kapok, besok diulangi lagi. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sesunguhnya setan itu musuh yang sangat nyata..
      semangkaa... :)

      Delete

Powered by Blogger.