Keniscayaan Suatu Perubahan

"Tanpa pengorban dan rasa sakit, kita tidak akan menjadi apapun."


Lama sekali saya sudah tidak menulis, entah berapa purnama, saya tidak ingat persis jumlahnya. Belakangan aktifitas menulis saya yaitu di blog saya tentang film beralamat di biliksinema.blogspot.co.id namun tak berapa lama juga saya bertahan.saya tidak banyak menulis, sepertinya waktu merubah segalanya, termasuk diri saya.

Saya teringat diri saya yang dulu gemar membaca. Setiap bulan saya bisa menghabiskan  4-5 buku. Sekarang, lima lembar kalender bulanan sudah saya tanggalkan tidak satu bukupun saya selesaikan. Diawal tahun saya coba membaca novel Lolita, gagal khatam, biografi Sutan Sahrir selesai setengah, terakhir saya membaca Madilog, entah mengapa saya merasa itu buku yang sangat membosankan.
Saat menulis blog ini dipangkuan saya ada buku karya Pram, “Bukan Pasar Malam”, novel dengan 100 halaman didalamnya saya akan berjuang untuk menyelesaikannya. Nanti Insya Allah saya buatkan tulisan mengenai pendapat saya untuk buku tersebut.

Akhir-akhir ini saya banyak membuang waktu  dengan sia-sia. Menonton film salah satunya, entah mengapa saya punya ambisi untuk menonton semua list top 250 IMDB. Saya sudah menonton 227 film diantaranya atau 90% secara persentase. Terlepas dari waktu yang sia-sia yang banyaknya film yang saya lalap, saat ini (bukan bermaksud takabur) saya adalah orang yang paling berpengaruh dan berpengatahuan sekantor saya mengenai film.

Film menggeser perhatian saya terhadap buku. Saya kehilangan ketahanan saya berlama-lama didepan lembaran berisi kata dan tanda baca itu. Saya cepat bosan dan tidak ada hasrat menyelesaikan apa yang tersaji hingga kalimat penutup terakhir.  Saya memang sudah berubah.

Semua mungkin berubah seiring berjalannya waktu dan kesibukan. Jika dulu saya pernah ingin membuat novel, saya sekarang lupa sebagian besar dari inti cerita dan dialognya. Saya coba-coba ingat lagi, tapi entah kenapa  ceritanya tidak terasa menarik seperti dulu. Memang benar adanya, jika sesuatu hanya diingat didalam otak akan lupa juga nantinya, seperti halnya baja yang berkarat juga jika disimpan terlalu lama.

Saya akan berusaha menulis terus, supaya saya menyadari bahwa dunia, orang-orang disekitar dan saya sendiri berubah bersama  waktu dan zaman. Apa memang itu perubahan atau hanya sekedar siklus kehidupan. Kisah tentang perjalan dari hidup ke mati atau tentang mengisi kehidupan sembari menanti sang kematian menghampiri.

Survival of the fittest mengutip istilah Charles Darwin. Sesuatu memang dipaksa untuk berubah agar bisa beradaptasi dan bertahan hidup. Saya pun akan berubah, tapi untuk menjadi lebih baik. Saya harus memulai mempelajari keahlian baru. Berbicara mengenai keahlian, ialah berbicara mengenai tekad dan dimensi waktu.

Tekad yang dimaksud adalah seberapa besar cinta atau ambisi kita untuk menguasai sesuatu keahlian, karena hanya ada 2 cara seseorang mampu dengan cepat menguasai suatu keahlian. Dia melakukan karena cinta atau karena dia berambisi untuk meraih sesuatu.
Sedangkan dimensi waktu dibutuhkan untuk membantuk keahlian itu. Cinta atau ambisilah yang membuat kita tetap berjalan meski jalan yang kita lalui becek dan penuh onak beruri. Saya harus mengingat waktu akan mengubah segalanya, mengubah kita menjadi busuk atau justru berkembang.

Saya coba tulis keahlian yang ingin saya kuasai ialah berbahasa asing diluar bahasa inggris, matematika, menggambar, bermain musik dan berpidato. Sementara itu saja dulu. Semoga saya diberi kekuatan untuk mempelajari itu semua.

Tanpa pengorban dan rasa sakit, kita tidak akan menjadi apapun.

Keniscayaan Suatu Perubahan Keniscayaan Suatu Perubahan Reviewed by Bilik Sukma on Thursday, June 02, 2016 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.