Pengorbanan dan Permenungan

"Hidup yang tidak pernah dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan."

Suatu kekuatan yang besar membutuhkan pengorbanan yang besar pula, termasuk mengorbankan hal yang  teramat kita cintai entah itu waktu, uang, keluarga, pasangan maupun hidup yang tidak tertentu berapa lamanya berlangsung.

Berbicara mengenai kekuatan besar dan pengorbanannya, saya jadi teringat sesuatu, bukan hal penting memang tapi tetap ingin saya bagi. Saya teringat serial animasi Hunter X Hunter, dimana dalam anime tersebut terdapat karkter bernama “Kurapika” entah dia laki-laki atau perempuan saya tidak tahu pasti, saya juga tidak tertarik untuk mencari tahu lebih jauh.

Kurapika diceritakan berasal dari suku Kuruta, suku yang digenosid oleh Genei Ryodan (Genk Laba-Laba). Alasan mengapa suku tersebut dibantai habis karena suku langka tersebut jika dalam keadaan marah, bola mata mereka bisa berubah menjadi merah. Bola mata itulah yang berharga sangat mahal dan menjadi buruan para kolektor seni.

Kurapika yang diceritakan sebagai satu-satunya anggota suku Kuruta yang tersisa, terpanggil untuk mewakafkan dirinya membalaskan dendam  kesumat terhadap Genk Laba-laba.
Genk Laba-Laba

Seiring berjalannya waktu Kurapika mengikuti ujian Lisensi Hunter, suatu ujian yang diperuntukan oleh ksatria dari seluruh penjuru bumi untuk sekedar menguji kemapuan diri atau memperoleh manfaat dari lisensi tersebut.  Jika seseorang memilliki lisensi hunter, dia akan mendapatkan privilege dapat bertindak seenak perutnya tanpa ada yang melarang, termasuk lisensi untuk membunuh (hak istimewa seperti yang dimiliki James Bond).

Setelah lulus ujian hunter, Kurapika mengembara dan akhirnya bertemu seorang guru. Guru tersebut tanpa diketahui Kurapika merupakan bagian dari terkakhir dalam ujian hunter—menguasai  “Nen”. Melalui guru tersebut Kurapika mengganti media bertarungnya dari sebelumnya sepasang Pedang menjadi kumpulan Rantai. Sekujur tangan sebelah kanan diliputi rantai dengan ujung-ujung dikelima jarinnya memiliki bentuk dan fungsi masing-masing.

Ranta-rantai itulah yang diniatkan untuk menunaikan nazarnya sebagai hakim dimuka bumi atas nasib Genk Laba-Laba. Perlu diketahui Genk Laba-Laba terdiri atas 13 orang yang memiliki kemampuan yang luar biasa hebat. Guna mengalahkan anggota Genk Laba-laba, Kurapika harus lebih kuat atau minimal sama kuat dengan mereka.  Untuk itu Kurapika mengambil sebuah perjanjian sebagi syarat bahwa rantai tersebut hanya boleh digunakan untuk membuhuh Genk Laba-Laba.  Rantai yang sungguh sangat kuat, karena dilapisi pengorbana nyawa  sehingga tidak akan terputus jika digunakan untuk menangkap Laba-Laba, namun jika disalahgunakan belati setiap saat akan menancap jantung Kurapika sesuai perjanjian.

Janji sudah terpatri membengu jantung, dan jiwa telah dipersembahkan diatas altar dendam berlumuran amarah. Mungkin memang begitu, hidup yang tidak dipertaruhkan tidak pernah pantas untuk dimenangkan.

Pada akhirnya Kurapika mampu membunuh salah satu anggota Laba-Laba terkuat--Uvogin.


Sekian, waktu sudah malam. Besok masih harus berangkat kerja. Selamat berpuasa.
PS: awalnya saya ingin menulis tentang bahasa Jepang yang sulit sehingga membutuhkan pengorbanan dalam mempelajarinya (waktu, tenaga fikiran). Kemudian secara singkat isi diawalnya berupa  3 simbol fonetic dalam Bahasa Jepang yaitu Hiragana, Katakana dan Kanji. Namun saat saya menulis tentang awalan dengan contoh karakter Kurapika, saya merasa tulisan ini jadi terlampau panjang. Mengenai bahasa Jepang akan saya lanjutnya dikesempatan selanjutnya. :)


Pengorbanan dan Permenungan Pengorbanan dan Permenungan Reviewed by Bilik Sukma on Wednesday, June 08, 2016 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.