Prolog Puasa dan Kursus Bahasa Jepang



"Memang sulit dan lama, sebab menguasai bahasa asing itu selalu melibatkan dimensi waktu." 

Hari ini saya bekerja hanya setengah hari karena hari pertama ibadah Puasa, berdasarkan surat keputusan yang dikeluarkan perusahaan menyatakan demikian. Saya keluar kantor pukul 13.30, dan sampai dirumah bertepatan dengan azan ashar. Perjalanan pulang baru setengah jalan, hujan turun begitu derasnya, saat itu saya masih di sekitaran UKI Cawang, meski sudah pakai jas hujan, tetap saja tembus sampai ke baju dan celana, termasuk ke dalam tas yang berisi laptop. Alhamdulillah laptop sehat-sehat saja, hanya pemiliknya yang meradang.

Sebelum menulis lebih jauh, saya ingin mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.  Bagi yang tidak menjalankan, hmm.. mengutip dari Joko Pinurbo, selamat menjalankan ibadah puisi.

Saat saya menulis blog ini, jarum jam menunjukan pukul 16.00. Diwaktu bagian ngabuburit yang  gerimis menyisakan genangan dan kenangan dimana-mana.
Tadinya saya ingin menonton film India, The Mountain Man, film yang berkisah tentang seorang laki-laki yang membalas dendam kepada  gunung atas kematian istrinya. Tapi saya urungkan niat itu, menonton film hanya akan membuat saya jatuh tertidur, sejak sahur saya memang memaksakan diri untuk tidak tidur.  Akhirnya saya putuskan untuk menulis blog ini, sebab dari pengalaman saya, otak saya selalu tegang selepas menulis. Jika misalnya saya selesai menulis jam 10 malam, saya baru akan benar-benar tertidur jam 1 pagi. Saat menulis ini saya tidak mengantuk, terbukti untuk diri saya sendiri.

Blog sore kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya dalam mempelajari bahasa asing yaitu  Bahasa Jepang. “ Mengapa kamu mengambil bahasa Jepang?”  Itu adalah pertanyaan yang umum ditanyakan oleh khalayak ramai.  Jawabanya sebenarnya sederhana, saya hanya ingin bisa bahasa asing diluar bahasa Inggris.
Kemudian akan timbul pertanyaan selanjutnya “Lantas mengapa Jepang?”. Ujar khalayak yang semakin haus informasi. Untuk pertanyaan kedua ini biasanya saya harus menjawab dengan lebih panjang disisipkan argument-argument yang mantap , selain itu untuk mencegah pisau-pisau analisis khalayak yang keluar saat pertanyaan ke tiga, empat dan selanjutnya.

Saya akan menjawab karena saya menyukai film-film Jepang, sejurus kemudian saya akan menyebutkan film dan anime karya sutradara Akira Kurosawa, Takashi Miike atau  Hayou Miyazaki. Seven Samurai, RAN, Throne of Blood, Yojimbo, Ikiru, Rashomon, Audition, Eureka, My Neighbor Totoro, Spirited Away, Princess Mononoke dan lain lain. Belum sempat mereka cerna informasi tentang film-film itu, biasanya saya jelaskan juga tentang music Jepang/ JRock yaitu band Larc en Ciel, padahal saya hanya tahu band Jepang yang itu saja. Selain itu saya juga menjelaskan tenang novel favorite saya “Tokyo Zodiac Murder” karya Soji Shimada, yang lagi-lagi hanya novel misteri itu yang pernah saya baca.

Kalau khalayak ramai berspekulasi mengatakan bahwa bahasa Jepang nantinya akan mampu membantu karir saya, jika benarmenurut saya itu hanya bonus. Saya sama sekali tidak mengharapkannya, meski saya bekerja diperusahaan yang 50% sahamnya adalah milik Jepang. Peluang selalu ada dan terbuka.
Jika ada yang bertanya lebih dalam lagi, saya akan menjelaskan alasan sejatinya yaitu bahasa Jepang ini nantinya akan saya ajarkan gratis ke setiap anak yang ingin mempelajari bahasa Jepang.

Cita-cita saya memang ingin membangun rumah baca/perpustakaan, selain anak-anak dapat membaca dengan gratis diperpustakaan saya juga akan mengajarkan bahasa asing diluar bahasa Inggris secara gratis, dalam hal ini bahasa Jepang.  Dengan demikian cocok sudah dengan premis awal saya yang ingin menguasai bahasa asing diluar bahasa Inggris.

Bahasa Jepang bukanlah satu-satunya pilihan, saya juga mempertimbangkan bahasa Prancis, Spanyol, Belanda, Jerman, Korea dan Mandarin. Belakangan kawan saya menyarankan, “Kamu harusnya jangan belajar Bahasa Jepang, tapi Bahasa Arab, sebab Bahasa Arab adalah Bahasa Surga.”

Pilihan akhirnya jatuh  ke bahasa Jepang yang jika saya rangkum alasannya; Bahasa apapun akan saya pelajari tidak peduli latar belakangnya, kemudian lahirnya karena factor pendukung yaitu asas kebetulan saya gemar menonton film dan  anime Jepang serta asas kemanfaatan perusahaan tempat saya bekerja adalah perusahaan Jepang.  Dengan argument tersebut akhirnya mutlak pilihan jatuh ke bahasa Jepang.

Saya sudah mulai kursus Bahasa Jepan sejak Januri 2016 di Lembaga Bahasa International UI Depok.  Kelas yang saya ambil ialah hari Sabtu dari jam 8.30 – 13.00. Saat ini saya sudah masuk ke tingkat 2, untuk sampai lulus bahasa Jepang Dasar harus ditempuh 7 tingkat dasar, dimana tiap tingkat membutuhkan waktu 3 bulan. Artinya untuk sampai lulus Bahasa Jepang Dasar dibutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun. Memang sulit dan lama sebab menurut pendapat saya keahlian berbahasa asing itu cukup sulit dimana untuk menguasainya selalu melibatkan dimensi waktu. Saya akan berusaha. Gannbatte kudasai!

Saya berencana akan rajin berbagi mengenai pelajaran apa saja yang telah saya pelajari, mulai dari tingkat 1 sampai saat ini. Semoga nantinya saya akan rajin menulis, sehingga materi yang saya bagi dapat bermanfaat bagi pembaca semua.

PS: Selepas kawan saya menyarankan untuk mempelajari Bahasa Arab, saya jadi tertarik untuk kemudian ambil kursus Bahasa Arab. Bukan karena bahasa Arab bahasa Surga, tapi saya berpendapat tiap orang tua muslim menginginkan anaknya bisa membaca Al-Quran untuk nantinya bisa menjadi imam sholat atau mendoakan orangtuanya kelak. Atas dasar asas manfaat selesai  kursus bahasa Jepang akan saya agendakan mempelajari bahasa Arab.


Prolog Puasa dan Kursus Bahasa Jepang Prolog Puasa dan Kursus Bahasa Jepang Reviewed by Bilik Sukma on Monday, June 06, 2016 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.